Jumat, 13 Februari 2009

Kerusakan Lingkungan Di Wilayah Laut Taman Nasional Karimun Jawa:Salah Siapa?

Kerusakan Lingkungan Di Wilayah Laut Taman Nasional Karimun Jawa:Salah Siapa?
Posted by: webmaster on Wednesday, July 16, 2008 - 03:17 AM
Artikel Taman Nasional Karimun Jawa, sebuah taman laut yang terletak di sebelah utara Kota Jepara Jawa Tengah adalah sebuah taman laut yang sangat kaya akan biota laut yang eksotis. Daerah ini sesuai dengan namanya terkenal akan keindahan dunia bawah lautnya sehingga banyak diminati oleh penyelam lokal maupun mancanegara atau wisatawan yang hanya ingin menikmati suasana pantainya.
Taman Nasional ini dikelola oleh Balai Taman Nasional Karimun Jawa yang berkantor di Semarang Jawa Tengah.
Daerah ini merupakan daerah kepulauan dengan banyak sekali pulau-pulau kecil yang dapat dijangkau dengan kapal-kapal nelayan.
Bentangan karang yang beranekaragam jenis dan warnanya membentang di garis pantai pulau-pulau di kepulauan ini.
Begitu pula ikan-ikan karang yang bergerak dengan leluasa berenang-renang di luasnya lautan yang indah itu.
Namun kembali pada masalah klasik lingkungan Indonesia, keindahan tersebut seakan menjadi kutukan bagi kelestariannya sendiri. Keindahan itu mengundang keserakahan mahluk paling ganas di bumi. Predator paling atas dalam rantai makanan,
Manusia..
Penangkapan ikan dengan menggunakan bom ikan, potasium, dan cara lain yang merusak seringkali dilakukan oleh nelayan.
Belum lagi kerusakan karang karena eksploitasi karang untuk dijual dan dijadikan hiasan akuarium atau penurunan jangkar kapal
yang sembarangan sehingga merusak dan menghancurkan terumbu karang di bawahnya. Atau ulah penyelam yang secara tidak sengaja
mematahkan karang.
Namun pertanyaannya, apakah memang hal tersebut yang menjadi faktor utama penyebab rusaknya ekosistem laut di wilayah ini?
Ternyata bukan! Bahkan faktor di atas sudah banyak berkurang sekarang ini.
Hasil obrolan singkat saya dengan Bapak Kapolres Karimun Jawa saat saya sowan (berkunjung) di tengah-tengah aktifitas penyelaman saya di wilayah ini mengejutkan saya bahwa di luar itu semua ternyata ada faktor lain yang memiliki dampak jauh lebih besar dari faktor-faktor tersebut
di atas!

Faktor tersebut adalah pelayaran kapal-kapal yang membawa barang-barang ekspor-impor atau pengiriman barang ke daerah di sebelah utara Pulau Jawa seperti Kalimantan, atau luar negeri yang letaknya di sebelah utara Pulau Jawa. Masalahnya adalah soal sampah atau limbah yang dibuang oleh
kapal-kapal ini ke laut yang menurut bapak kapolres bisa mencapai satu truk sekali buang.
Belum lagi sering terjadi kapal tongkang pengangkut minyak yang tenggelam dan menyebabkan tumpahnya minyak di laut. Jika sampah atau minyak ini sampai terbuang di laut maka dampak kerusakan lingkungan
akan jauh lebih luas daripada faktor-faktor seperti bom ikan, potasium, maupun jangkar kapal
karena agen pencemar ini dapat terbawa arus sampai ke daerah lain dan menimbulkan kerusakan yang serupa di wilayah tersebut.
Melintasnya kapal-kapal tersebut di wilayah kepulauan Karimun Jawa mungkin disebabkan karena akan lebih menghemat waktu, bahan bakar, dan tenaga dibandingkan jika harus mengambil jalan memutar kepulauan Karimun Jawa untuk sampai di tempat tujuan. Hal itu dapat diterima namun hendaknya regulasi pelayaran dapat benar-benar ditegakkan oleh semua instansi yang terkait terutama pihak Balai Taman Nasional.
Dari prespektif yang berbeda saya melihat adanya koordinasi yang sangat kurang dari instansi-instansi yang terlibat sehingga pergerakan untuk menghentikan laju kerusakan hanya bersifat lokal dan sporadis tanpa koordinasi yang jelas.
Akhirnya saya berfikir, ketika laju kerusakan lingkungan jauh lebih cepat daripada laju pencegahan atau pemulihan kerusakan itu sendiri, maka akhirnya apakah manusia dapat memutar waktu demi mencegah hal itu terjadi??

Andreawan_310

Tidak ada komentar:

Posting Komentar